Haloo, kalian para anker yang lagi cari info jadwal KRL dari Bojong Gede ke Stasiun Manggarai. Kalian udah bener banget ada di sini, karena kita akan kasih tau nih jadwal KRL ini ke kalian yang membutuhkan ya. Karena emang perjalanan pekerjaan atau menuju tempat kerja ini bisa menggunakan beberapa transportasi ya. Misal dari KRL ke LRT atau sebaliknya.

Jadwal KRL Bojong Gede ke Manggarai
Berangkat – Tiba
(St.Bojong Gede) – (St.Manggarai)
05:10 – 06:00
05:27 – 06:22
05:43 – 06:35
05:50 – 06:40
05:54 – 06:45
05:58 – 06:51
06:04 – 06:56
06:13 – 07:03
06:21 – 07:12
06:26 – 07:17
06:30 – 07:22
06:39 – 07:31
06:48 – 07:37
06:52 – 07:42
06:56 – 07:47
07:00 – 07:52
07:05 – 07:57
07:17 – 08:07
07:21 – 08:12
07:28 – 08:17
07:33 – 08:22
07:38 – 08:27
07:43 – 08:31
07:52 – 08:41
07:59 – 08:46
08:07 – 08:56
08:17 – 09:05
08:33 – 09:19
08:37 – 09:25
08:43 – 09:31
08:47 – 09:36
08:58 – 09:47
09:03 – 09:52
09:18 – 10:07
09:22 – 10:11
Lanjutan………..
09:25 – 10:15
09:32 – 10:20
09:37 – 10:25
09:46 – 10:35
09:55 – 10:43
10:07 – 10:56
10:19 – 11:07
10:28 – 11:17
10:44 – 11:31
10:48 – 11:36
10:57 – 11:45
11:03 – 11:51
11:12 – 12:01
11:23 – 12:09
11:27 – 12:15
11:39 – 12:28
11:49 – 12:38
11:56 – 12:44
12:07 – 12:55
12:11 – 13:00
12:16 – 13:04
12:31 – 13:20
12:37 – 13:28
12:47 – 13:36
12:52 – 13:41
13:02 – 13:50
13:13 – 14:01
13:21 – 14:10
13:36 – 14:25
13:47 – 14:35
13:58 – 14:47
14:03 – 14:52
14:14 – 15:02
14:18 – 15:07
14:23 – 15:12
14:29 – 15:17
14:34 – 15:22
14:42 – 15:30
14:51 – 15:39
15:01 – 15:49
15:05 – 15:53
15:09 – 15:57
15:17 – 16:05
15:21 – 16:10
15:26 – 16:15
Lanjutan…
15:31 – 16:20
15:36 – 16:25
15:47 – 16:35
15:54 – 16:45
15:59 – 16:50
16:04 – 16:54
16:08 – 16:58
16:15 – 17:03
16:24 – 17:13
16:31 – 17:19
16:35 – 17:24
16:39 – 17:29
16:43 – 17:33
16:54 – 17:43
16:59 – 17:48
17:06 – 17:54
17:10 – 17:59
17:16 – 18:04
17:21 – 18:09
17:25 – 18:14
17:30 – 18:20
17:37 – 18:25
17:41 – 18:30
17:46 – 18:34
17:50 – 18:39
17:58 – 18:46
18:01 – 18:50
18:09 – 18:59
18:14 – 19:03
18:21 – 19:10
18:25 – 19:15
18:29 – 19:21
18:38 – 19:26
18:41 – 19:30
18:45 – 19:34
18:49 – 19:39
18:57 – 19:44
19:00 – 19:49
19:04 – 19:53
Lanjutan………..
19:19 – 20:08
19:25 – 20:13
19:32 – 20:20
19:48 – 20:36
19:52 – 20:41
19:56 – 20:45
20:00 – 20:49
20:10 – 21:00
20:17 – 21:05
20:21 – 21:09
20:25 – 21:13
20:43 – 21:31
20:49 – 21:37
20:58 – 21:46
21:03 – 21:51
21:10 – 21:58
21:16 – 22:04
21:20 – 22:09
21:27 – 22:15
21:34 – 22:22
21:44 – 22:32
21:53 – 22:42
22:08 – 22:55
22:25 – 23:13
22:33 – 23:21
22:44 – 23:32
23:11 – 23:59
23:23 – 00:11
23:38 – 00:26
23:58 – 00:44
00:15 – 01:01
Untuk jadwal KRL keberangkatan pagi Bojong Gede menuju Manggarai di mulai pukul:
Paling pagi : 05.10
Paling malam : 00.15
dengan jam yang lumayan ini, kalian mesti bisa memperhatikan jam keberangkatan ya. Supaya bisa kalian mempersiapkan perjalanan dengan baik.
Harga Tiket KRL Bojong Gede ke Manggarai
Tiket KRL dari stasiun stasiun Bojong Gede ke Manggarai sudah di subsidi dari pemerintah, karena KRL Jabodetabek ini tergolong KRL yang sangat padat jadwalnya. Khusus tiket KRL ini yaitu:
Harga Tiket KRL : Rp.5.000
Kartu TAP KRL
Untuk akses masuk stasiun keberangkatan dan akses keluar stasiun tujuan, kalian mesti punya akses kartu nya. Ya, sekarang semua stasiun KRL menggunakan pintu gate otomatis buka dengan kartu. Tapi, kalian ga usah bingung kok, cukup punya atau beli kartu ini dengan isinya ya.
Kartu yang Bisa di Gunakan untuk KRL yaitu:
– Kartu Multi Trip KRL (Beli di setiap stasiun ada)
– Kartu Flazz dari bank BCA
– Kartu e-Money dari bank Mandiri
– Kartu Brizzi dari bank BRI
– Semua Jenis Kartu Cashless dari produk bank lainnya.
Sejarah Stasiun Bojong Gede
Sejarah Stasiun Bojonggede tidak bisa dilepaskan dari pembangunan jalur kereta api Batavia–Buitenzorg pada masa kolonial Belanda. Jalur tersebut resmi dibuka pada tahun 1873 oleh perusahaan kereta Staatsspoorwegen, dan Stasiun Bojonggede menjadi salah satu pemberhentian di sepanjang lintasan. Oleh karena itu, sejak awal pendiriannya, stasiun ini memiliki fungsi penting sebagai penghubung antara Batavia—sekarang Jakarta—dan Buitenzorg yang kini dikenal sebagai Bogor.
Selain itu, keberadaan Stasiun Bojonggede erat kaitannya dengan aktivitas ekonomi masyarakat sekitar. Pada masa kolonial, jalur kereta ini digunakan untuk mengangkut hasil bumi, terutama kopi, teh, dan rempah-rempah dari perkebunan di Bogor menuju pelabuhan di Batavia. Kemudian, seiring dengan berkembangnya permukiman di wilayah Bojonggede, stasiun ini juga mulai melayani perjalanan penumpang. Dengan demikian, fungsinya tidak hanya terbatas pada pengangkutan barang, tetapi juga mendukung mobilitas warga lokal.
Selanjutnya, setelah Indonesia merdeka, pengelolaan stasiun ini beralih ke Djawatan Kereta Api, cikal bakal PT KAI. Di sisi lain, pembangunan jalur ganda dan elektrifikasi pada era 1980-an membawa perubahan besar. Peron diperbarui agar sesuai dengan KRL listrik, dan arus penumpang meningkat tajam. Oleh karena itu, Stasiun Bojonggede bertransformasi dari stasiun kecil sederhana menjadi simpul transportasi modern.
Lebih jauh lagi, meningkatnya jumlah penduduk di wilayah Bojonggede, Citayam, dan sekitarnya menjadikan stasiun ini semakin sibuk. Akhirnya, Stasiun Bojonggede bukan hanya saksi bisu sejarah kolonial, tetapi juga bagian penting dari pertumbuhan kota penyangga Jakarta.
Dengan kata lain, sejarah Stasiun Bojonggede mencerminkan perjalanan panjang: dari era kolonial sebagai pengangkut hasil perkebunan, kemudian melewati masa kemerdekaan, hingga akhirnya menjadi salah satu stasiun vital bagi mobilitas masyarakat Jabodetabek.
Perjalanan KRL
Pertama, perjalanan KRL dari Stasiun Manggarai menuju Stasiun Bojonggede merupakan salah satu rute paling sibuk di lintas Bogor–Jakarta. Manggarai, yang kini berfungsi sebagai stasiun sentral, menjadi titik awal penting bagi banyak penumpang yang hendak menuju arah selatan. Oleh karena itu, perjalanan dari Manggarai ke Bojonggede tidak hanya sekadar perpindahan lokasi, tetapi juga bagian dari aktivitas harian jutaan komuter Jabodetabek.
Selain itu, keberangkatan dari Manggarai melewati berbagai stasiun besar dan kecil. Jadi, Setelah meninggalkan Manggarai, KRL akan melintas ke arah Pasar Minggu, Tanjung Barat, Lenteng Agung, Universitas Indonesia, dan Depok. Kemudian, perjalanan berlanjut melalui Stasiun Depok Baru, Citayam, hingga akhirnya tiba di Stasiun Bojonggede. Namun demikian, rute ini mencerminkan betapa pentingnya jalur Bogor–Jakarta sebagai tulang punggung transportasi urban.
Selanjutnya, setiap stasiun yang dilewati memiliki karakteristik tersendiri. Di sisi lain, kepadatan penumpang biasanya terjadi di stasiun-stasiun pendidikan seperti Universitas Indonesia, serta di kawasan perumahan seperti Depok Baru dan Citayam. Oleh karena itu, perjalanan dari Manggarai ke Bojonggede tidak pernah sepi, terutama pada jam sibuk pagi dan sore hari.
Lebih jauh lagi, jalur ini merupakan salah satu yang pertama kali dielektrifikasi pada era 1970-an, sehingga menjadi pelopor transportasi massal modern di Indonesia. Akhirnya, perjalanan KRL dari Manggarai ke Bojonggede bukan hanya sekadar rutinitas. Tetapi juga bagian dari sejarah panjang perkembangan perkeretaapian di negeri ini.
Dengan kata lain, perjalanan tersebut menggambarkan integrasi antara sejarah kolonial, modernisasi transportasi, serta kebutuhan masyarakat urban yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
Tentang Stasiun Manggarai
Stasiun Manggarai merupakan salah satu stasiun kereta api terbesar sekaligus tersibuk di Jakarta, bahkan di Indonesia. namun, Stasiun ini dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1914 dan sejak saat itu memiliki peran strategis sebagai pusat persilangan jalur kereta api. Oleh karena itu, sejak awal berdirinya, Stasiun Manggarai tidak hanya menjadi tempat naik turun penumpang. Melainkan juga simpul penting dalam jaringan transportasi kereta di Pulau Jawa.
Selain itu, arsitektur awal Stasiun Manggarai didesain oleh arsitek Belanda terkenal, J. van Gendt, yang juga terlibat dalam pembangunan infrastruktur penting lain di Hindia Belanda. Bangunannya menampilkan gaya kolonial yang khas, sederhana namun kokoh. Kemudian, seiring meningkatnya kebutuhan transportasi, stasiun ini mengalami berbagai renovasi. Namun, sebagian unsur sejarahnya masih tetap dipertahankan agar identitas aslinya tidak hilang.
Selanjutnya, fungsi Stasiun Manggarai berkembang semakin besar ketika Indonesia memasuki era modern. Di sisi lain, keberadaannya menjadi semakin vital karena lokasinya yang strategis di Jakarta Selatan, dekat dengan kawasan perkantoran dan pemukiman. Oleh karena itu, jumlah pengguna stasiun terus bertambah, terutama para komuter yang bekerja di pusat kota.
Lebih jauh lagi, sejak tahun 2014, Stasiun Manggarai ditetapkan sebagai stasiun sentral Indonesia. Dengan demikian, berbagai jalur kereta api—mulai dari KRL Jabodetabek, kereta jarak jauh, hingga kereta bandara—akan dipusatkan di sini. Jadi, Proyek besar modernisasi pun dilaksanakan, termasuk pembangunan bangunan bertingkat yang megah. Akhirnya, stasiun ini bukan hanya menjadi ikon transportasi masa kini. Tetapi juga simbol transisi dari sejarah kolonial menuju wajah baru perkeretaapian nasional.
Pada akhirnya, Stasiun Manggarai menunjukkan bagaimana sebuah stasiun tidak hanya berfungsi sebagai tempat transit. Melainkan juga sebagai bagian penting dari sejarah, budaya, dan perkembangan kota Jakarta.